Pilih Laman

Minggu, 23 April 2017 | teraSeni.com~

Para penonton dan penikmat karya seni di Kota Makassar dan umumnya Sulawesi Selatan sebentar lagi akan memiliki kesempatan menyaksikan satu gelaran karya seni yang menarik. Pertunjukan bertajuk “Siri Bola/Balla”  yang ditulis dan disutradarai oleh Muhajir, akan hadir di Dusun Tanatakko, Desa Alatengae, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pada tanggal 29 April 2017 mendatang. Karya seni pertunjukan  yang mengangkat konsep teater eksperimental ini, pada bulan Maret 2017 lalu, telah digarap ke dalam bentuk film eksperimental berbasis etno documentary. Berikut ini, teraSeni.com akan menyajikan 5 alasan, mengapa pertunjukan “Siri Bola/Balla”  yang diproduksi di bawah bendera Tanayya Art Production ini, layak ditunggu kehadirannya.

Teater Eksperimental Dan Film “Siri Bola/Balla-teraSeni.com
Suasana Latihan 
Pertunjukan “Siri Bola/Balla
(Foto: Muhajir)

1. Berkerangka Seni Akademik: Dibimbing Para Pakar Seni Pertunjukan
Hal pertama yang layak dicatat dari Siri’ Bola/Balla,’ yang secara harafiah berarti harga diri rumah ini adalah bahwa karya ini juga merupakan ujian kesarjanaan Magister Seni pada Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Minat Studi Penciptaan Teater di Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Karenanya, Muhajir, sutradara dan penulis karya pertunjukan ini, yang juga akan menjadi mahasiswa teruji dalam ujian itu nanti, dalam penggarapannya dibimbing oleh salah seorang tokoh terkemuka teater Indonesia, yakni N. Riantiarno, sutradara dan pimpinan Teater Koma Jakarta. Selain itu, karya ini akan diuji oleh guru besar Seni Pertunjukan ISI Surakarta, yakni Prof. Pande Made Sukerta, S.Kar. M.Si, dan Direktur Pascasarjana ISI Surakarta sendiri, Dr. Aton Rustandy  Mulyana.

Teater Eksperimental Dan Film “Siri Bola/Balla-teraSeni.com
Salah Satu Adegan
dalam Film “Siri Bola/Balla
(Foto: Muhajir)

Konsep yang ditawarkan Muhajir pada pertunjukan ini, dan dengan demikian akan diuji, adalah gabungan antara konsep teater eksperimental dan teater pemberdayaan. Penggabungan ini sendiri sebenarnya sudah merupakan suatu eksperimentasi tersendiri yang layak ditunggu: berhasil atau tidak? Lebih jauh melalui karyanya, Muhajir sang pengkarya bermaksud memaknai ulang peristiwa Siri’ Bola/Balla’ sebagai suatu pembelajaran tentang konsep hidup oleh masyrakat Bugis-Makassar melalui penyikapan ruang-ruang rumah sebagai perwujudan identitas diri. Muhajir melalui karya ini mencoba membangun kolaborasi antara konteks kekinian dengan peristiwa tradisi yang masih dekat dengan kehidupan masyarakat, yakni tradisi mappalette’ bola (pindah rumah).  Melalui metafora rumah panggung tradisional yang dimaknai sebagai simbol siri’ (harga diri) keluarga dalam kebudayaan universal, karya ini mencoba menghadirkan makna “siri’  sebagai konsep kontrol diri, dan bukannya justru sebagai pemecah belah. Siri’ Bola/Balla,’ adalah pertunjukan yang menggambarkan tentang perjalanan dan perjuangan mencapai harga diri rumah, harga diri manusia.

2.Berangkat Dari Tradisi: Menggali Papasang To Riolo (Pesan Leluhur) 
Sebagaimana sudah sedikit tergambarkan dalam uraian di atas, pengkarya melalui karya ini selain bermaksud memasyarakatkan seni pertunjukan kontemporer, juga bermaksud merespon kekayaan seni dan budaya yang ada di lingkungannya, dengan berangkat dari tradisi nenek moyang Bugis-Makassar. Aktivitas membangun rumah dan pindah rumah merupakan salah satu wujud kebudayaan tradisi yang masih hidup, terkhusus di Sulawesi Selatan. Bagi Muhajir, tradisi membangun dan pindah rumah ala masyarakat Bugis-Makssar ini adalah budaya yang khas dan sekaligus kaya nilai. Terdapat banyak bentuk kesenian masakini yang mungkin dibangun dengan menggali nilai ungkapan dan isi yang berbeda dari peristiwa interaktif membangun rumah panggung. Selain sebagai pencitraan, peristiwa itu merupakan ekspresi dari akumulasi proses berfikir, perenungan dan penghayatan, yang kemudian diwujudkan menjadi benda seni yang bernilai fungsi yakni “Rumah Panggung”. 

Teater Eksperimental Dan Film “Siri Bola/Balla-teraSeni.com
Adegan dalam Kelambu
dalam Film “Siri Bola/Balla
(Foto: Muhajir)
Dari pertunjukan rekonstruktif peristiwa membangun rumah panggung ini, semangat kolaborasi akan coba dihadirkan kembali, guna merefleksi ingatan-ingatan masa lalu akan semangat kebehinnekaan yang terwujud dalam peristiwa membangun Rumah Panggung Bugis-Makassar. Dengan cara itu, para partisipan Siri’ Bola/Balla,’ dapat merenungi dan mengejawantahkan Papasang To Riolo (Pesan leluhur) yang sarat nilai etika dan moral guna mencapai Siri’ yang hakiki, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari di masa kini, utamanya menyegarkan kembali makna kebersamaan dan gotong-royong yang hari ini perlahan memudar oleh berbagai kepentingan dan politik SARA yang mendominasi, dan melahirkan keegoisan yang akut.
3. Berbasis Komunitas: Melibatkan Masyarakat dan Berbagai Pihak
Peristiwa Siri’ Bola/Balla’ yang bernuansa etnik ini melibatkan berbagai elemen masyarakat dari berbagai status sosial dan etnik. Tidak saja itu, proses penciptaan pertunjukan ini juga bersifat multidisiplin, yang melibatkan personil dari berbagai disiplin ilmu, seperti arsitektur, antropolog, sejarawan, sosiolog dan lain sebagainya. Jangkauan pemain dalam pertunjukan ini berkisar ratusan orang, karena melibatkan masyarakat lokal, mahasiswa, seniman, serta pemerintah desa. Produksi Siri’ Bola/Balla,’ juga dirajut bersama berbagai lembaga, antara lain oleh Pascasarjana ISI Surakarta, Tanayya Art Production, Masyarakat Dusun Tanatakko, Desa Alatengae, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Cabang Kabupaten Maros, dan mendapat dukungan materil maupun jasa dari Institut Seni Budaya Indonesia Sul-Sel, Forum Pemuda Desa, Teater Kampus  FSD UNM, Teater Kita Makassar, Aco’ Dance Company Makassar, Element Creative Makassar, Ida El Bahra Management, Café Er Colin Maros, Ka-Ga-Nga-Ngka’ Sound, Pararang Community, MEC Indonesia, Sanggar Seni Katangka, Sanggar Batara Maru’, dan Join Production Solo, Walasuji, dan Lego-lego Institute.
Teater Eksperimental Dan Film “Siri Bola/Balla-teraSeni.com
Prosesi Menegakkan Tiang
Salah Satu Adegan yang akan tersaji
dalam Pertunjukan “Siri Bola/Balla

(Foto: Muhajir)
Pertunjukan Siri’ Bola/Balla’ ini juga akan akan digelar secara kolaboratif, yang bagi Muhajir merupakan satu tanggapannya dalam menyikapi era globalisasi di mana berbagai relasi-relasi sosial budaya mulai retak, tak terkecuali di kalangan seniman, budayawan, maupun masyarakat luas. Namun situasi itu secara tak langsung juga telah meningkatkan jejaring interdependensi di antara seniaman-seniman, baik secara nasional maupun pada tataran antar-benua yang terasa semakin sempit dan padat ini. Hal itu memungkinkan para seniman dari bangsa dan suku bangsa berbeda untuk saling bertemu guna melahirkan karya-karya seni pertunjukan kolaboratif, dengan membangun konsep-konsep konstruksi simbolik, kontekstual, esensial dan memiliki makna universal. Semangat kolaborasi semacam itulah yang pada dasarnya telah lama diwariskan oleh nenek moyang Bugis-Makassar melalui peristiwa membangun rumah panggung Bugis-Makassar. Pemahaman kolaborasi yang diusung dan ingin ditularkan dalam kegiatan ini pada dasarnya sangatlah sederhana, yakni bertemunya orang-orang dari berbagai kalangan, dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, dari berbagai status sosial, suku agama dan ras untuk bergotong royong, bekerjasama demi satu tujuan.
4. Berorientasi Teater Eksperimental: Dari Film Menuju Pertunjukan
Sebagaimana sudah dikatakan, sebelum akhirnya menjadi karya seni pertunjukan seperti nanti akan dipergelarkan, sebelumnya pada Maret 2017 lalu, materi-materi karya ini telah lebih dahulu digarap ke dalam bentuk film eksperimental berbasis etno documentary. Kini, tantangannya adalah bagaimana memindahkan semua itu menjadi peristiwa pertunjukan teater yang memberi pengalaman baru bagi para partisipan. Tema yang diusung karya Siri’ Bola/Balla’ ini adalah (membangun harga diri rumah) sebuah tema yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Bugis-Makssar. Dengan menggunakan metafora peristiwa pindah rumah dan membangun rumah panggung sebagai visual utama pertunjukan, karya pertunjukan ini akan mencoba menggambarkan berbagai fenomena sehari-hari, untuk mengelaborasi berbagai persoalan, antara lain konflik-konflik, ketakutan dan traumatik. Melalui eksplorasi atas prosesi tradisi membangun dan memindahkan Rumah Panggung, Siri’ Bola/Balla,’ mencoba mewakili berbagai perasaan yang sering dialami anggota masyarakat, untuk selanjutnya memberikan penawaran bagaimana seharusnya menyikapi berbagai persoalan yang muncul dari keberagaman etnik yang sering menjadi pemicu konflik.
Teater Eksperimental Dan Film “Siri Bola/Balla-teraSeni.com
Proses Latihan dan Shooting
Film dan Pertunjukan “Siri Bola/Balla
(Foto: Muhajir)
Berangkat dari tradisi nenek moyang yang diolah menjadi pertunjukan berdasarkan konteks kekinian, Siri’ Bola/Balla,’ menawarkan untuk membangun rumah bagi segala etnik. Naskah dan pertunjukan yang akan di hadirkan ini akan  memberi gambaran tentang kesahajaan dalam perjuangan hidup, perjuangan untuk mencapai Siri’ (harga diri). Menjaga Siri’ mempertahankan harga diri yang diwujudkan dalam peristiwa teks pertunjukan dengan visual pengadegangan hijrah dan membangun tiang rumah panggung persaudaraan sebagai simbol siri’ (harga diri) keluarga segala etnik.  Ekperimentasi utama Muhajir adalah membangun peristiwa pertunjukan yang akan digelar di ruang-ruang terbuka, di dalam kawasan kampung. Artinya, peristiwa pertunjukan yang akan dikonstruksi Muhajir akan diuji dalam lingkungan alaminya. Berhasilkah Muhajir membangun setting pertunjukan yang memiliki fungsi ganda, yang dapat menantang imajinasi penonton, di samping menantang Muhajir sendiri untuk menyikapi ruang-ruang kampung dan ruang-ruang tradisi.